Pernah nggak kamu nanya ke Google pakai suara kayak gini, “Hey Google, cari tempat makan terdekat yang buka malam ini!”
Atau ke Siri, “Remind me to post campaign besok pagi.”
Nah, tanpa disadari, kamu lagi ikut dalam revolusi besar yang disebut Voice Search dan di baliknya ada strategi keren bernama Conversational Marketing.
Apa Itu Voice Search & Kenapa Penting Buat Marketer?
Voice Search adalah pencarian dengan perintah suara tanpa ngetik. Teknologi ini didorong oleh AI & Natural Language Processing (NLP) yang bikin mesin bisa “ngerti” cara bicara manusia.
Menurut Google Data (2024) lebih dari 27% pengguna internet global memakai voice search setiap harinya.
Dan di Indonesia, Statista (2024) mencatat pengguna voice assistant sudah tembus 35 juta orang, yang mana persentasi ini mengalami kenaikan 40% dalam dua tahun terakhir. Artinya? Kalau kontenmu belum dioptimasi untuk voice search, kamu bisa kehilangan potensi traffic besar.
Dari Ketikan ke Percakapan: Cara Orang Mencari Informasi Berubah
Kalau dulu orang ngetik, “strategi digital marketing efektif”. Sekarang mereka melakukannya dengan berbicara, “Gimana sih cara bikin strategi digital marketing yang efektif buat bisnis kecil?”. Perbedaan ini kelihatannya sepele, tapi buat algoritma, itu revolusi besar dalam cara memahami niat pencarian (search intent).
Menurut Think with Google (2025), Voice search cenderung lebih panjang, natural, dan berbasis percakapan dibandingkan text search.
Di Sini Masuk Konsep “Conversational Marketing”
Conversational Marketing adalah pendekatan yang mengandalkan komunikasi dua arah, baik lewat chatbot, voice assistant, atau AI chat seperti WhatsApp bot. Tujuannya adalah membangun koneksi cepat dan personal dengan audiens, tanpa bikin mereka nunggu lama.
Kenapa Voice Search & Conversational Marketing Efektif?
-
Kecepatan Respons = Kepuasan Konsumen
Studi dari PwC (2024) menunjukkan bahwa 71% pengguna voice assistant merasa hidup mereka jadi lebih efisien karena interaksi berbasis suara.
-
Interaksi Natural Meningkatkan Trust
MIT Media Lab (2023) menemukan bahwa manusia lebih mudah percaya pada “suara yang responsif dan hangat” dibanding teks dingin di layar.
-
Efisiensi Brand Communication
Chatbot & voice assistant bisa memangkas waktu respon rata-rata dari 12 jam jadi 2 menit, menurut Drift Conversational Marketing Report (2024).
Strategi Optimasi Voice Search untuk SEO 2025
1. Gunakan Bahasa Natural
Tulis konten seolah-olah kamu ngobrol langsung sama audiens.
Contoh:
❌ “Cara efektif meningkatkan engagement rate media sosial.”
✅ “Gimana sih cara biar engagement di media sosial naik cepat?”
2. Fokus pada Long-Tail Keywords
Voice search biasanya mengandung kata kunci panjang berbasis pertanyaan.
Contoh: “Bagaimana cara promosi bisnis kecil di Instagram tanpa iklan?”
3. Optimasi FAQ Section
Buat halaman FAQ dengan format pertanyaan & jawaban langsung. Google Assistant sering banget ngambil snippet dari bagian ini.
4. Gunakan Schema Markup
Tambahkan structured data supaya mesin pencari paham konteks kontenmu. Ini penting buat tampil di hasil “featured snippet” atau “rich answers”.
5. Optimasi untuk Pencarian Lokal
Voice search sering pakai kata “dekat saya” atau “terdekat”. Pastikan profil bisnismu di Google My Business lengkap & update.
Integrasi dengan Conversational Marketing
Setelah audiens nemuin kamu lewat voice search, tugas selanjutnya adalah menjaga percakapan tetap hidup.
Contohnya:
- Gunakan chatbot WhatsApp atau webchat AI buat follow-up otomatis.
- Kirim rekomendasi produk yang relevan sesuai pertanyaan user.
- Gunakan tone yang friendly & personal, bukan kaku kayak bot zaman dulu.
Menurut Salesforce Digital Engagement Report (2024), Bisnis yang menggunakan conversational marketing mengalami peningkatan conversion rate hingga 48%.
Masa Depan Voice Search: AI Semakin “Manusiawi”
Kombinasi Voice + AI + Contextual Understanding akan membawa marketing ke level baru. Di masa depan, voice assistant bakal ngerti emosi dan niat pengguna, bukan cuma kata-kata. Teknologi ini disebut Emotion AI, dan menurut Gartner (2025), 40% brand besar akan mulai mengimplementasikannya dalam customer support & kampanye digital.
Jadi, voice search dan conversational marketing bukan lagi hanya sekedar tren, tapi evolusi alami cara manusia berinteraksi dengan teknologi.
“Di masa depan, brand yang bisa bicara dan mendengar pelanggan — bukan cuma menampilkan iklan — adalah brand yang bertahan.” — HubSpot, 2024




