>
Social Commerce & Live Shopping: Cara Baru Belanja di Dunia Digital

Social Commerce & Live Shopping: Cara Baru Belanja di Dunia Digital

Pernah nggak sih kamu “cuma pengen scroll” TikTok atau Instagram, tapi tiba-tiba checkout barang gara-gara lihat host live bilang, “Diskon cuma 5 menit! Yang checkout sekarang dapet bonus eksklusif!”. 

Selamat datang di dunia social commerce dan live shopping, tempat hiburan dan belanja udah nyatu jadi satu pengalaman interaktif yang bikin dompet deg-degan.

Apa Itu Social Commerce?

Social commerce itu sederhananya adalah belanja langsung lewat media sosial. Tidak perlu buka website lain, cukup klik, bayar, dan selesai di satu platform.

Contoh paling nyata:

  • Beli baju lewat TikTok Shop,
  • Pesan skincare di Instagram Reels,
  • Atau nonton live brand yang jualan sambil hiburan.

Menurut Statista (2024), nilai transaksi social commerce global sudah tembus $1,3 triliun, dan diprediksi naik dua kali lipat pada tahun 2028. Indonesia bahkan termasuk pasar terbesar di Asia Tenggara. Data dari TikTok for Business Indonesia (2024) menunjukkan bahwa lebih dari 70% pengguna TikTok Indonesia pernah melakukan pembelian setelah menonton live shopping.

Live Shopping = Toko + Reality Show

Kalau dulu belanja itu aktivitas “sendirian”, sekarang belanja udah jadi pengalaman sosial. Bayangin kamu nonton live, host-nya interaktif, jawab pertanyaan real-time, kasih diskon dadakan, dan ada komentar yang ramai.

Itu kombinasi sempurna antara FOMO + hiburan + trust.

Menurut McKinsey & Company (2024), “Live shopping bisa meningkatkan tingkat konversi hingga 10x lipat dibanding e-commerce biasa.” Kenapa? Karena manusia nggak cuma mau beli barang, mereka mau merasakan momen.

Kenapa Social Commerce Efektif Banget?

1. Rasa Koneksi yang Nyata

Social commerce menghapus jarak antara brand dan pelanggan. Penonton bisa tanya langsung, host bisa jawab real-time, dan interaksi itu membangun kepercayaan instan.

Penelitian dari Harvard Business Review (2024) menemukan bahwa keterlibatan real-time di live shopping meningkatkan keinginan beli hingga 63%.

2. Kecepatan & Impulsifitas

Kunci utama social commerce adalah sense of urgency. Diskon terbatas, jumlah stok sedikit, dan komentar yang ramai bikin penonton merasa “kalau nggak beli sekarang, nyesel nanti.”

Fenomena ini dikenal sebagai Impulse Purchase Trigger, dan secara psikologis terbukti memengaruhi keputusan beli (American Marketing Association, 2023).

3. Kredibilitas Lewat Host & Influencer

Host bukan cuma “penjual”, tapi juga entertainer dan opinion leader. Makanya, brand sering kolaborasi dengan micro-influencer karena mereka lebih dekat dengan audiens dan terasa autentik.

Menurut Sprout Social (2024), Live shopping dengan host micro-influencer memiliki engagement rate 2x lebih tinggi daripada host selebriti besar.

Strategi Brand agar Menang di Era Social Commerce

1. Pilih Host yang Autentik

Bukan yang paling terkenal, tapi yang paling nyambung sama audiens. Host yang nggak jaim, spontan, dan paham produk bisa bikin suasana live lebih natural.

2. Mainkan Timing & Momentum

Prime time live shopping di Indonesia umumnya jam 19.00–22.00, tapi performa terbaik tergantung audiens targetmu. Gunakan fitur insight di TikTok/Instagram untuk tahu jam aktif followers.

3. Buat Penawaran Eksklusif

Gunakan format seperti:

  • “Diskon khusus penonton live”
  • “Free gift untuk 50 pembeli pertama”
  • “Kode rahasia di akhir live”

Ini nggak cuma bikin orang stay nonton, tapi juga menciptakan sense of belonging.

4. Optimasi Pengalaman Pembelian

Pastikan proses checkout cepat, stok update real-time, dan sistem pembayaran lancar. Jangan sampai hype live-nya bagus, tapi proses belinya ribet, bisa langsung kehilangan momentum.

Studi Kasus: TikTok Shop & Fenomena Indonesia

Ketika TikTok Shop sempat ditutup sementara di 2023, banyak UMKM Indonesia yang panik. Tapi setelah integrasi dengan Tokopedia (2024), social commerce malah makin kuat.

Menurut Katadata Insight Center (2025):

“Omzet UMKM yang aktif di live shopping naik rata-rata 40% dalam 6 bulan pertama setelah fitur diaktifkan kembali.”

Artinya tren ini bukan musiman, tapi cara baru orang Indonesia berbelanja.

Masa Depan Social Commerce: Hybrid & AI-Powered

2025 ke depan, social commerce bakal semakin canggih:

  • AI akan bantu prediksi produk yang cocok untuk tiap pengguna.
  • AR (Augmented Reality) memungkinkan pelanggan “mencoba” produk sebelum beli.
  • Live host virtual (AI avatar) akan mulai muncul di platform besar seperti Douyin & TikTok Global.

Kesimpulan: Belanja Sekarang = Pengalaman, Bukan Transaksi

Social commerce mengubah cara kita jualan dari sekadar transaksi, jadi hubungan dan hiburan.
Brand yang bisa menciptakan vibe dan trust di ruang live, akan menang di dunia digital.

“Di masa depan, belanja bukan tentang produk terbaik. Tapi tentang pengalaman paling berkesan.” — McKinsey, 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © 2025 MitraKeuangan