Baca juga: Short-Form Video & Video Economy: Kenapa 8 Detik Menentukan Nasib Kontenmu
Baca juga: Dunia Tanpa Cookie: Strategi Marketing Baru di Era Privasi Data
Kamu mungkin pernah dengar anggapan: “Email marketing udah ketinggalan zaman. Sekarang zamannya TikTok, bukan inbox.”
Tapi faktanya? Email marketing belum mati, malah makin kuat. 💪
Bahkan di tengah era AI, algoritma media sosial, dan banjir konten video pendek, email justru jadi ruang eksklusif buat brand benar-benar terkoneksi dengan audiensnya tanpa tergantung algoritma siapa pun.
Statistik yang Bikin Kamu Reconsider Email Marketing
Sebelum kamu buru-buru “menghapus strategi email” dari rencana tahun depan, lihat dulu data ini 👇
📊 Menurut Litmus Email Report (2024):
- ROI email marketing rata-rata mencapai $38 untuk setiap $1 yang dikeluarkan.
- 4,4 miliar orang di dunia masih aktif menggunakan email setiap hari (Datareportal, 2024).
- 74% Gen Z dan milenial masih membuka email dari brand yang mereka sukai, terutama kalau isinya relevan dan personal.
Dan yang menarik: email punya ownership penuh. Berbeda dengan media sosial, di mana algoritma bisa berubah kapan aja, daftar email pelanggan adalah aset digital milikmu sendiri.
Kenapa Email Masih Efektif di Era Media Sosial
1. Algoritma Nggak Bisa Mengatur Inbox Kamu
Kalau kamu kirim postingan di Instagram, mungkin cuma 10–15% followers yang lihat.
Tapi kalau kamu kirim email, 100% pelanggan pasti menerimanya di inbox.
Mau dibuka atau nggak, itu urusan lain, tapi setidaknya pesanmu sampai.
2. Personalisasi Bukan Sekadar Nama
AI & automation tools bikin email makin pintar.
Kamu bisa kirim pesan berdasarkan behavior pengguna, misalnya:
- Email follow-up setelah produk dilihat tapi belum dibeli,
- Rekomendasi produk berdasar histori transaksi,
- Atau ucapan ulang tahun dengan penawaran eksklusif.
Menurut Campaign Monitor (2024): “Email dengan personalisasi berbasis perilaku memiliki tingkat konversi 5x lebih tinggi dibanding email massal.”
3. Hubungan yang Lebih Intim
Email itu kayak ruang tamu digital, tidak seramai media sosial, tapi lebih personal dan berisi.
Itulah kenapa banyak brand besar mulai menghidupkan kembali newsletter sebagai kanal utama komunikasi.
Contoh sukses?
- Notion, yang mengirimkan tips produktivitas mingguan.
- Morning Brew, newsletter bisnis dengan lebih dari 4 juta pelanggan aktif.
Canva Design School, yang pakai email untuk mengedukasi, bukan cuma jualan.
Strategi Email Marketing Modern (Versi 2025)
1. Value First, Sell Later
Jangan langsung jualan di email pertama.
Berikan nilai dulu, insight, tips, atau hiburan yang relevan dengan audiensmu.
Contoh:
Subjek: “3 Kesalahan Iklan Instagram yang Bikin Budget Kamu Bocor 💸”
Bikin pembaca klik bukan karena diskon, tapi karena penasaran dan merasa “ini penting buat gue.”
2. Subjek yang Ngajak Ngobrol
Riset dari HubSpot (2024) menunjukkan bahwa subject line dengan gaya percakapan punya open rate 26% lebih tinggi.
Contoh:
❌ “Promo spesial akhir tahun”
✅ “Udah siap buat gebrakan di 2025?”
3. Automasi & Segmentasi
Gunakan tools seperti MailerLite, Klaviyo, atau ActiveCampaign buat bikin alur otomatis:
- Email welcome,
- Abandoned cart,
- Retargeting untuk pelanggan lama.
Semakin relevan isi emailnya dengan perilaku pengguna, semakin tinggi CTR-nya.
4. 🎨 Visual & Copy yang Natural
Email sekarang bukan cuma teks panjang.
Pakai visual ringan, emoji secukupnya, dan storytelling.
Tapi hindari template yang terlalu “jualan banget”.
Gunakan gaya seolah kamu menulis untuk satu orang, bukan ribuan.
Tren Email Marketing di 2025
Berikut 3 tren terbesar yang udah mulai kelihatan di tahun ini:
-
AI-Generated Personalization
AI membantu membuat email dengan gaya penulisan yang disesuaikan untuk setiap segmen pelanggan.
(Contohnya: AI tahu gaya bicara Gen Z beda dengan Gen X.) -
Interactive Email (AMP Email)
Pengguna bisa langsung klik, isi form, bahkan belanja langsung dari dalam email tanpa pindah halaman.
-
Newsletter Branding
Email bukan sekadar channel promosi, tapi jadi produk konten.
Brand-brand besar mulai bangun identitas sendiri lewat newsletter berkualitas tinggi.
Email Bukan Mati, Cuma Berevolusi
Email marketing di 2025 bukan tentang spam, tapi tentang hubungan jangka panjang.
Makin personal, makin konsisten, makin efektif.
“Social media builds awareness. Email builds relationships.” — Neil Patel, 2024.
Dan di tengah dunia digital yang semakin padat, inbox yang tenang bisa jadi tempat paling berharga buat ngobrol langsung sama audiensmu.




